Ketika Aku di Rumah Sendiri
Saat di rumah sendiri baru aku tahu betapa repotnya ditinggal istri.
Betapa tanpa anak-anak dunia seperti berhenti. Cuma hendak mencari gelas
minuman saja tiba-tiba begitu susahnya. Setelah investigasi
kesana-kemari oo, baru ketemu barang itu ternyata ada di situ. Aku
terancam terasing di rumah sendiri, karena setiap sudut tidak lagi aku
akrapi. Seluruh rumah ini rasanya sudah menjadi daerah kekuasaan
istri.
Harga Sebuah Kebohongan
Beginilah cara pendidikan kita menghargai kejujuran. Keponakan saya,
kelas 3 SD, belum lama ini, menjadi bahan tertawaan keluarga karena
gayanya menjawab soal tes di sekolahnya. Soal itu kurang lebih berbunyi
berbunyi: Jika temanmu lupa membawa pensil ke sekolah, apa yang kamu
lakukan? a. selalu meminjami, b. jarang, c. Tidak pernah.
Dari tiga jawaban itu, nilai tertinggi dipegang oleh nomor a, kedua b dan nilai terendah adalah jawaban c. Maksud soal ini jelas, bahwa nilai tertinggi diberikan pada anak yang berhati mulia, anak yang selalu menolong teman yang tengah susah. Persoalannya, pembuat soal ini tidak pernah menghitung, bahwa jenis kemuliaan semacam itu belum menjadi lahan urusan anak-anak seumur keponakan saya. Kedermawanan semacam itu adalah sebuah bangunan pikiran yang disusun para orang tua.
Dari tiga jawaban itu, nilai tertinggi dipegang oleh nomor a, kedua b dan nilai terendah adalah jawaban c. Maksud soal ini jelas, bahwa nilai tertinggi diberikan pada anak yang berhati mulia, anak yang selalu menolong teman yang tengah susah. Persoalannya, pembuat soal ini tidak pernah menghitung, bahwa jenis kemuliaan semacam itu belum menjadi lahan urusan anak-anak seumur keponakan saya. Kedermawanan semacam itu adalah sebuah bangunan pikiran yang disusun para orang tua.
Grosir Kedermawanan
INDONESIA boleh dianggap negara miskin dan bangkrut. Tapi soal
kedermawanan, negeri ini seperti punya lumbung derma yang tak ada
habisnya. Adegan berikut barangkali akan menggambarkan fakta tersebut.
Di sebuah warung soto, seorang dari serombongan pembeli, bergegas menuju kasir untuk mentraktir semuanya. Makanan belum sempat ngendon sempurna di perut, tapi orang ini sudah merasa harus buru-buru menunaikan tugas mulia itu. Tapi dermawan ini malah cuma dianggap nyolong start belaka. Karena seorang yang lain, sambil masih tetap di mejanya, segera berteriak mengancam si kasir. ''Duitnya jangan diterima. Awas!''
Di sebuah warung soto, seorang dari serombongan pembeli, bergegas menuju kasir untuk mentraktir semuanya. Makanan belum sempat ngendon sempurna di perut, tapi orang ini sudah merasa harus buru-buru menunaikan tugas mulia itu. Tapi dermawan ini malah cuma dianggap nyolong start belaka. Karena seorang yang lain, sambil masih tetap di mejanya, segera berteriak mengancam si kasir. ''Duitnya jangan diterima. Awas!''
Kisah Orang Tua Kebanjiran: Keberuntungan Tidak Datang Sendiri
Suatu ketika ada sebuah kota kecil
yang sedang dilanda banjir. Semakin lama ketinggian air semakin
meningkat. Semua orang berusaha menyelamatkan diri dan meninggalkan
rumahnya, kecuali satu orang tua yang tetap bertahan di dalam rumahnya.
Label:
Inspirasi,
Motivasi,
PayTren,
Peluang Usaha,
Refleksi
Kawan, Jangan Pernah Merasa Kita Sendirian
Ritual menuju kedewasaan ini dimulai dengan seorang ayah yang membawa anaknya ke sebuah hutan, lalu mata anak tersebut harus ditutup dan sang anak ditinggalkan sendirian di tengah hutan.
Sang anak harus menunggu dan duduk di tunggul sepanjang malam dan tidak boleh melepaskan penutup matanya sampai ia bisa merasakan sinar matahari. Dia seorang diri dan tidak boleh berteriak minta tolong kepada siapa pun.
Langganan:
Postingan (Atom)